ANALISIS SIKLUS MANAJEMEN PROSES BISNIS PADA PT TELKOM INDONESIA TBK
ANALISIS
SIKLUS MANAJEMEN PROSES BISNIS PADA
PT
TELKOM INDONESIA TBK
Artika
Priananda, Ichsan Nur Rahmanto, Nuraenie Oktavianthie, Pradita Dyah Ayu
P, Riski Serina Safitri
Manajemen
Proses Bisnis, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mercu Buana
Jl.
Meruya Selatan No.31, Kota Jakarta Barat 11610, telp. (021) 5840816
Abstrak
Analisis siklus manajemen proses bisnis berfokus pada menemukan,
mengoptimalkan, memodelkan, memantau dan menganalisis aktivitas bisnis dan
mengelola proses yang terjadi sebelumnya. Agenda utamanya adalah mengelola
setiap proses yang terjadi pada perusahaan untuk mencapai tujuan yang berwujud
dan tidak berwujud.
Manajemen
proses bisnis berfokus pada menemukan, mengoptimalkan, memodelkan, memantau dan
menganalisis aktivitas bisnis dan mengelola proses yang terjadi sebelumnya.
Agenda utamanya adalah mengelola setiap proses yang terjadi pada perusahaan
untuk mencapai tujuan yang berwujud dan tidak berwujud.
Kata Kunci: Analisis, Siklus Manajemen,
Proses Bisnis
1. PENDAHULUAN
Analisis siklus manajemen
proses bisnis berfokus pada menemukan, mengoptimalkan, memodelkan, memantau dan
menganalisis aktivitas bisnis dan mengelola proses yang terjadi sebelumnya.
Agenda utamanya adalah mengelola setiap proses yang terjadi pada perusahaan
untuk mencapai tujuan yang berwujud dan tidak berwujud. Business Process
Management mengarah ke langkah-langkah lain seperti desain proses bisnis dan
pemodelan proses bisnis. Siklus manajemen proses bisnis membantu untuk memahami
peran teknologi manajemen proses bisnis. Teknologi merupakan elemen utama dalam
peningkatan proses bisnis.
PT Telkom Indonesia
(Persero) Tbk adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang
jasa layanan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan jaringan
telekomunikasi di Indonesia. Pemegang saham mayoritas Telkom adalah Pemerintah
Republik Indonesia sebesar 52.09%, sedangkan 47.91% sisanya dikuasai oleh
publik. Saham Telkom diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode
“TLKM” dan New York Stock Exchange (NYSE) dengan kode “TLK”.
Dalam upaya
bertransformasi menjadi digital telecommunication company, Telkom Group mengimplementasikan
strategi bisnis dan operasional perusahaan yang berorientasi kepada pelanggan
(customer-oriented). Transformasi tersebut akan membuat organisasi Telkom Group
menjadi lebih lean (ramping) dan agile (lincah) dalam beradaptasi dengan
perubahan industri telekomunikasi yang berlangsung sangat cepat. Organisasi
yang baru juga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam
menciptakan customer experience yang berkualitas.
2. LITERATUR TEORI
2.1 Pembentukan Perusahaan
Departemen dan proses aktifitas/bisnis
mempengaruhi pembentukan perusahaan.
1) Departemen
·
Departemen dapat terbentuk
sebagai keberlanjutan kompleksitas pekerjaan yang berkembang dan jumlah pekerja
bertambah
·
Departemen dapat terbentuk
apabila sebuah perusahaan tidak mungkin lagi setiap orang melakukan setiap
pekerjaan
·
Departemen dapat terbentuk
apabila pekerjaan yang ada terlalu kompleks sehingga setiap pekerja harus
memiliki spesialisasi
·
Langkah logis pembentukan
departemen yaitu menghimpun individu-individu dengan keahlian yang serupa
2)
Proses
Bisnis
Proses
adalah sebuah rangkaian logis transaksi terkait yang mengubah input menjadi
hasil atau output. Proses bisnis adalah sebuah rantai aktivitas berulang yang
berhubungan secara logis yang menggunakan sumber daya perusahaan untuk mengolah
sebuah obyek (fisik atau mental) dengan tujuan untuk mencapai produk atau hasil
yang terukur dan telah ditentukan untuk pelanggan internal maupun eksternal
Klasifikasi
proses bisnis menurut TOPP:
·
Proses
Utama (Primary processes): proses-proses yang menghasilkan nilai, mulai dari
penerimaan material dari supplier sampai aktivitas ke pelanggan
·
Proses
Pendukung (Support processes): proses-proses yang tidak langsung menghasilkan
nilai tetapi diperlukan untuk mendukung proses utama. Meliputi aktivitas
finansial dan manajemen personalia.
·
Proses
Pengembangan (Development processes): proses-proses untuk meningkatkan kinerja
rantai nilai dengan proses utama dan pendukung. Misalnya: pengembangan produk.
2.2 Keutamaan Pengaturan Berdasarkan Departemen
·
Tenaga
kerja diberi kesempatan untuk menjadi sangat spesialis dalam bidangnya
·
Biaya-biaya
untuk sentralisasi berbagai fungsi menjadi menurun
·
Tempat
kerja menjadi lebih aman, setiap orang tahu dimana mereka harus bekerja dan
pekerjaan yang harus dilakukan
·
Struktur
organisasi terdefinisi dengan lebih jelas dan dapat dengan mudah digambarkan
dan ditampilkan
2.3
Departemen Berdasarkan Fungsi
·
Perusahaan
modern terdiri dari departemen berdasarkan fungsi, dan pada saat yang sama
melakukan proses
·
Gambar 1
menunjukkan perusahaan dengan departemen-departemen vertikal dan proses-proses
horisontal yang melalui departemen-departemen ini.
Gambar
1. Kelompok Departemen Berdasarkan Fungsi
2.4 Penyebab Timbulnya Masalah Dalam Departemen
·
Perbedaan pendapat
Suatu
konflik dapat terjadi karena perbedaan pendapat, dimana masing-masing pihak
merasa dirinyalah yang paling besar. Bila perbedaan pendapat ini cukup tajam,
maka dapat menimbulkan rasa yang kurang enak, ketegangan dan sebagainya.
·
Salah paham
Salah
paham juga merupakan salah satu hal yang dapat menimbulkan konflik. Misalnya
tindakan seseorang mungkin tujuannya baik, tetapi oleh pihak lain tindakan
tersebut dianggap merugikan.
·
Salah satu atau kedua belah
pihak merasa dirugikan
Tindakan
salah satu mungkin dianggap merugikan yang lain, atau masing-masing merasa
dirugikan oleh pihak yang lain. Sudah barang tentu seorang yang dirugikan
merasa kurang enak kurang simpati atau malahan benci. Perasaan-perasaan ini
dapat menjurus ke arah konflik.
·
Perasaan yang terlalu sensitive
Perasaan
yang terlalu sensitif mungkin adalah wajar tetapi oleh pihak lain hal ini
dianggap merugikan. Jadi kalau dilihat dari sudut hukum atau etika yang
berlaku, sebenarnya tindakan ini tidak termasuk perbuatan yang salah, meskipun
demikian karena pihak lain terlalu sensitif perasaannya, hal ini tetap dianggap
merugikan, sehingga dapat menimbulkan konflik.
2.5 Jenis Proses Bisnis
·
Proses Utama: merupakan proses fundamental dari sebuah
bisnis di mana perusahaan mengirimkan produk akhir kepada pelanggan. Setiap
langkah yang terlibat dalam proses ini bekerja untuk menambah nilai pada
penawaran akhir.
·
Proses Dukungan: Proses dukungan tidak menambahkan nilai ke
produk akhir secara langsung tetapi membuat lingkungan untuk proses utama agar
beroperasi secara efisien dan efektif. Proses ini mendukung operasi sehari-hari
suatu organisasi.
·
Proses manajemen: Proses manajemen mengatur operasi, tata
kelola perusahaan dan manajemen strategis. Proses ini menetapkan tujuan dan standar
yang mengarah pada kerja proses primer dan pendukung yang efisien dan efektif.
Selain perencanaan, proses ini juga melibatkan pemantauan dan pengendalian
proses bisnis lainnya. Proses manajemen digunakan untuk mengelola bisnis
melalui perencanaan strategis, perencanaan taktis dan operasional.
2.6 Tahapan Siklus Manajemen Proses
Tahapan siklus manajemen proses pada
perusahaan:
1. Tahapan ini dimulai di bagian bawah, dengan
penciptaan proses formal.
2. Setelah proses berada di tempat, itu perlu
dikelola secara berkelanjutan.
3. Kinerjanya, dalam hal metrik kritis yang
berhubungan dengan;
a. kebutuhan pelanggan, dan
b. Persyaratan perusahaan, perlu dibandingkan
dengan target untuk metrik ini.
4. Tetapkan Target Kinerja berdasarkan:
a. Harapan pelanggan, tolok ukur pesaing,
b. Kebutuhan perusahaan dan sumber daya lainnya.
5. Pahami Sumber Kesenjangan Kinerja: Desain vs.
Eksekusi
Jika
kinerja tidak memenuhi target, alasan untuk kekurangan ini harus ditentukan. Secara
umum, proses gagal memenuhi persyaratan kinerja baik karena desain yang salah
atau eksekusi yang salah.
6. Mengembangkan Rencana Intervensi:
a.
Kesalahan
dalam eksekusi; maka akar penyebab tertentu (seperti pelatihan yang tidak
memadai, atau sumber daya yang tidak mencukupi, atau peralatan yang rusak, atau
sejumlah kemungkinan lainnya) harus ditentukan. Melakukannya
adalah tugas yang menantang, karena banyaknya kemungkinan
akar penyebab; sebagai aturan, bagaimanapun, setelah akar penyebab ditemukan,
mudah untuk memperbaikinya.
b.
Kesalahan dalam desain;
mereka mudah ditemukan (ditunjukkan dengan kinerja yang tidak memadai secara
konsisten) tetapi sulit untuk diperbaiki (membutuhkan pemikiran ulang
menyeluruh tentang struktur proses). Setelah intervensi yang
tepat telah dipilih dan diimplementasikan, hasilnya dinilai, dan seluruh siklus
dimulai lagi.
Siklus
ini diturunkan dari siklus PDCA Deming (Plan Do Check Act) (Deming 1986),
dengan tambahan perhatian pada desain proses.
7.
Temukan
Akar Penyebabnya
Melakukannya
adalah tugas yang menantang, karena banyaknya kemungkinan akar penyebab;
sebagai aturan, bagaimanapun, setelah akar penyebab ditemukan, mudah untuk
memperbaiki masalah eksekusi.
Then it
needs to improve design by;
·
Modify
Design, or
·
Replace
Design.
2.7 Pentingnya Siklus
Manajemen Proses
Setelah
intervensi yang tepat telah dipilih dan diimplementasikan, hasilnya dinilai,
dan seluruh siklus dimulai lagi. Siklus ini diturunkan dari
siklus PDCA menurut Deming (Yaitu: Plan Do Check Act) (Deming 1986), dengan
tambahan perhatian pada desain proses.
2.8 Fungsi Manajemen Proses
Bisnis atau Business Process Management (BPM)
·
Manajemen
proses bisnis berfokus pada menemukan, mengoptimalkan, memodelkan, memantau dan
menganalisis aktivitas bisnis dan mengelola proses yang terjadi sebelumnya.
Agenda utamanya adalah mengelola setiap proses yang terjadi pada perusahaan
untuk mencapai tujuan yang berwujud dan tidak berwujud.
·
Business
Process Management mengarah ke langkah-langkah lain seperti desain proses
bisnis dan pemodelan proses bisnis.
·
Business
Process Management sering kali melibatkan penggunaan alat BPM yang menambah
nilai bagi perusahaan dalam hal produktivitas yang lebih tinggi, pengeluaran
yang berkurang, kontrol yang lebih baik, dan visibilitas yang lebih tinggi.
·
Alat
manajemen proses bisnis digunakan untuk mengoptimalkan, mengukur, dan
mengotomatiskan proses bisnis. Mereka secara efektif membantu dalam mengelola
proses bisnis. Beberapa alat BPM terbaik yang tersedia di pasaran adalah
Appian, Comidor, Processmaker dan Pega.
·
Selain
itu hal yang penting untuk membuat proses bisnis Anda lebih baik dan sesuai
rencana yang Anda buat sebelumnya, pastikan Anda memiliki akses data keuangan
perusahaan Anda untuk memastikan bahwa Anda tidak akan kekurang budget dalam
menjalankan proses dan rencana usaha Anda.
·
Hindari
pembukuan manual yang memakan waktu dan rentan kesalahan yang akan membuat Anda
kesulitan untuk mendapatkan data yang faktual. Solusinya adalah dengan
menggunakan software akuntansi seperti Accurate Online yang mudah digunakan,
memiliki harga terjangkau dan sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda.
·
Accurate
onliin adalah software akuntansi berbasis cloud buatan Indonesia yang sudah
digunakan oleh lebih dari 300 ribu pengguna dan dikembangkan sejak 20 tahun
lalu. Dengan
menggunakan Accurate Online, Anda bisa dengan mudah memantau data finansial
keuangan Anda, melakukan rekonsiliasi transaski otomatis, manajamen aset dan
stok dan fitur lainnya yang akan membuat bisnis Anda lebih baik.
2.9 Enam Elemen Inti
Manajemen Proses Bisnis
Semakin ketat dan kompleksnya persaingan bisnis saat ini, Business
Process Management menjadi penting dan sangat dibutuhkan dalam menghadapi
tantangan baru bagi sejumlah organisasi perusahaan. Stabilitas dan kecepatan
menjadi sebuah instrumen yang perlu. diperhatikan
seperti bagaimana cara perusahaan atau organisasi untuk mendapatkan dan
informasi dengan segera, dan kemudian menggunakan informasi tersebut untuk
menanggapi setiap kejadian dan masalah secara cepat dan tepat.
Berdasarkan penelitian dan penerapan di sebuah organisasi di
seluruh dunia terdapat enam elemen inti Business Process Management yaitu
penyelarasan strategis, tata kelola, metode, teknologi informasi, orang dan
budaya . Enam elemen ini menjadi struktur inti dalam buku pegangan manajemen proses
bisnis
Dimana harapan baru terus
menerus dengan adanya solusi Business Process Management yang muncul seperti
manajemen proses bisnis sosial atau manajemen proses bisnis cloud.
Dalam hal ini, manajemen proses bisnis semakin dikenal sebagai
pendorong inovasi di dunia digital (Vom Brocke Dan Schmiedel 2014) .terlepas
dari pemberitahuan bahwa dahulu business process management sempat kurang populer minat dalam manajemen
yang sadar proses , metode pendukung dan teknologi saat ini menjadi sangat
tinggi. Apalagi dengan perkembangan kondisi teknologi yang terjadi saat ini
dimana semua pemiliknya membutuhkan informasi yang cepat untuk
melaksanakan-pekerjaan di dalam perusahaan itu sendiri. Secara total, pemahaman
yang jauh tentang pendekatan business process management sebagai program kerja
atau berdasarkan proyek demi proyek (Vom Brocke et al. 2014).
Dalam konteks ini kerangka kerangka acuan yang kuat yang
membantu sejumlah organisasi untuk menguraikan kompleksitas pendekatan holistik
seperti business process management yang memungkinkan untuk mengakomodasi
kapabilitas business process management . Kerangka kerja yang menarik-menarik
pembangunan penting manajemen yang dapat melayani tujuan-tujuan berikut:
1.
Program
proyek dan manajemen: online business bagaimana semua masalah yang relevan
dalam pendekatan manajemen proses bisnis dapat dilindungi?
2.
Manajemen
vendor: bagaimana penawaran jasa layanan dan produk di bidang business process
management dievaluasi dalam kontribusi untuk business process management yang
sukses?
3.
Manajemen
kompleksitas: bagaimana kompleksitas secara keseluruhan manajemen proses bisnis
yang lengkap diuraikan sehingga dapat dikelola dengan baik? Bagaimana sejumlah
inisiatif manajemen proses bisnis bisa hidup berdampingan dalam satu organisasi?
4.
Manajemen
standar: elemen manajemen proses bisnis apa yang perlu distandarisasi
organisasi? Unsur manajemen proses bisnis apa saja yang perlu diamanatkan untuk
review setiap upaya manajemen proses bisnis ?
5.
Manajemen
strategi: apa strategi manajemen organisasi? Bagaimana strategi ini terwujud
dalam roadmap business process management ?
Dari kerangka kerja yang menarik-narik
pembangunan business process management ini terdapat enam elemen inti dimana
masing-masingnya merupakan faktor penentu untuk business process
management. Untuk masing-masing enam
faktor dari temuan konsensus studi delphi (De Bruin dan
Rosemann 2007) ini memberikan tingkat detail lebih lanjut, yang disebut area
kemampuan seperti gambar dibawah ini:
Berdasarkan gambar tersebut terlihat area
atau bidang kemampuan Business Process Management (BPM), dimana dari keenam
faktor penentu percaya Business Process Management yang merupakan hasil temuan
konsensus studi Delphi terdiri dari enam elemen inti antara lain:
1.
Penyelarasan
strategis: manajemen proses bisnis perlu diselaraskan dengan strategi
organisasi secara keseluruhan. Penyelarasan strategis atau organisasi
didefinisikan sebagai sebuah keterkaitan antara organisasi dan proses
perusahaan yang berjalan terus menerus dengan tindakan yang efektif untuk
kinerja yang jauh lebih baik . Proses harus dirancang, dieksekusi, dikelola,
dan diukur sesuai dengan prioritas strategis dan situasi strategis tertentu
(misalnya, tahap siklus hidup produk, peringkat dalam portofolio strategis).
Sebagai ketidakseimbangan, kemampuan tertentu misalnya, keunggulan kompetitif
dalam kerjasama tim yang baik.
2.
Tata
kelola : dalam manajemen proses bisnis , tata kelola atau tata kelola terus
akuntabilitas yang sesuai dan transparan dalam hal peran dan tanggung jawab
untuk berbagai tingkatan manajemen proses bisnis , termasuk portofolio,
program, proyek, dan operasi.
3.
Metode
dalam konteks business process management didefinisikan sebagai seperangkat
alat dan teknik yang mendukung dan mengaktifkan aktivitas di organisasi
perusahaan serta dengan inisiatif business process model maka dapat membantu
peningkatan proses dalam perusahaan itu sendiri. Six sigma merupakan salah satu
metode dalam perbaikan proses atau perbaikan proses
4.
Teknologi
informasi (ti) : solusi berbasis teknologi informasi sangat penting untuk
inisiatif business process management . Dengan fokus pada analisis proses dan
dukungan pemodelan proses, solusi teknologi informasi yang terkait dengan
proses bisnis semakin memanifestasikan dirinya dalam bentuk sistem informasi
yang proses penyadaran . Dalam hal ini perangkat lunak memiliki eksplisit
eksplisit tentang proses yang perlu dijalankan dan merupakan hasil dari input
dalam proses bentuk model.
5.
People :
orang sebagai elemen inti business process management didefinisikan sebagai
individu dan kelompok yang terus meningkatkan dan menerapkan keterampilan dan
pengetahuan proses manajemen untuk meningkatkan kinerja bisnis. Faktor yang
menangkap kapabilitas business process management yang dihasilkan dalam modal
manusia suatu organisasi.
6.
Budaya:
budaya menciptakan lingkungan yang memfasilitasi dan melengkapi berbagai
inisiatif business process management . Penelitian telah mengidentifikasi
nilai-nilai organisasi tertentu yang mendukung business process management
serta metode untuk mengukur dan mengembangkan lebih lanjut budaya organisasi
yang mendukung business process management . Namun, perlu disadari bahwa dampak
kegiatan yang berkaitan dengan budaya cenderung memiliki jangka waktu yang lebih
lama dari kegiatan yang terkait dengan salah satu dari lima faktor lainnya.
Dari
enam elemen inti ini, solusi berbasis teknologi untuk inisiatif business
process management telah dikembangkan oleh cognoscenti consulting group dalam
aplikasi progresia. Aplikasi ini mengintegrasikan semua proses bisnis dan
informasi yang ada di dalam organisasi. Aplikasi
basis web yang dapat diandalkan, ringan, dan mudah digunakan kapan pun dan
dimana pun sebagai bentuk peningkatan proses kerja di sejumlah organisasi baik lingkungan
pemerintahan atau swasta.
3. PEMBAHASAN
3.1 Proses Bisnis PT Telkom Indonesia Tbk
Perusahaan penyelenggara telekomunikasi
terbesar di Indonesia yaitu PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (yang
selanjutnya disebut PT TELKOM), saat ini mencoba untuk menjadi perusahaan
informasi dan komunikasi (Infocom) yang menyediakan jasa dan jaringan
telekomunikasi secara menyeluruh (fulservice and network provider). Aktivitas
utama PT TELKOM adalah menyediakan jasa dan jaringan telekomunikasi. Penataan
fungsi-fungsi dalam struktur organisasi PT TELKOM mengacu pada best-practice
yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan telekomunikasi kelas dunia, yaitu
e-TOM (enhanced Telecommunication Operation Maps) seperti yang dapat dilihat
pada gambar berikut.
e-TOM merupakan sebuah framework yang
dikembangkan oleh TeleManagement Forum, yang dapat digunakan oleh para service
provider untuk mendefinisikan fungsi dalam setiap unit organisasinya. e-TOM
berfokus pada dua area yakni :
·
Business/Customer/Products
·
Solution/System/Implementation
Dalam kerangka fokus pada dua area di
atas, e-TOM terbagi atas dua bagian vertikal yang masing-masing terdiri atas
beberapa lapisan horisontal dan vertikal juga. Seperti yang ditunjukkan pada
gambar sebelumnya, 2 bagian utama vertikal dalam e-TOM adalah :
1. Operations
Fulfillment, Assurance and Billing (FAB) merupakan inti utama dari
Operations. Ada beberapa pengelompokan proses fungsional pada bagian Operations
yang terbagi atas berbagai area, seperti :
·
Customer Relationship Management, berkaitan
dengan manajemen kebutuhan pelanggan, cara mengidentifikasi kebutuhan pelanggan
dan bagaimana menjaga hubungan dengan pelanggan.
·
Service Management and Operations berhubungan
dengan manajemen pelayanan yang ditawarkan kepada pelanggan.
·
Resource Management and Operations
berhubungan dengan penanganan pemenuhan layanan yang ditawarkan kepada
pelanggan.
·
Supplier/Partnership Relationship Management
berhubungan dengan fungsi menjaga harmonisasi hubungan dengan partner atau
supplier.
Keempat area di
atas merupakan satu kesatuan, sehingga gangguan terhadap salah satu bagian akan
mengakibatkan keterlambatan proses di bagian yang lain yang dapat mengakibatkan
menurunnya service level terhadap pelanggan.
2. Strategy, Infrastructure & Products
Bagian vertikal
yang kedua adalah Strategy, Infrastructure dan Products (SIP).Strategy,
Infrastructure & Product berhubungan dengan strategi dan proses lifecycle
management. Bagian ini terdiri atas :
·
Marketing & Offer Management, terfokus
pada pengembangan bisnis inti lewat strategi marketing, penawaran produk baru
dan manajemen terhadap produk lama.
·
Service Development & Management terfokus
pada perencanaan, pengembangan dan penyampaian services ke area operasi.
·
Resource Development & Management terfokus
pada perencanaan, pengembangan dan penyampaian resources yang dibutuhkan untuk
menunjang pelayanan yang dilakukan pada area operasi.
·
Supply Chain Development & Management
terfokus pada usaha pemilihan supplier dan partner yang terbaik melalui
mekanisme pemilihan yang efektif.
Proses bisnis di PT
TELKOM secara global yaitu meliputi Key Value Creation Process, Functional
Support, Product Owner, Delivery Channel Service, dan Customer. Key Value
Creation Process memiliki fokus kepada beberapa hal yaitu: usaha mempertahankan
bisnis existing yang sedang memasuki masa saturasi, pengembangan secara agresif
bisnis yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi, dan persiapan platform bisnis
masa depan yang berbasis internet dan mulitimedia. Kegiatan-kegiatan tersebut
dijabarkan dalam suatu bisnis portfoliodan strategi, di mana hasilnya dapat
dilihat dari bisnis performance yang merupakan tolok ukur keberhasilan
implementasi bisnis portfolio dan strategi tersebut.
Setelah itu, hasil ini
diimplementasikan oleh tiap-tiap fungsi bisnis atau Functional Support untuk
menjabarkan bisnis portfolio dan strategi PT TELKOM ke dalam setiap aktivitas,
diwujudkan dengan tersedianya jasa telekomunikasi yang merupakan produk dari
core business PT.TELKOM. Sesuai dengan struktur organisasi PT TELKOM yang
berbasis pada customer-centric organization, maka dibentuklah Product Owner
sebagai penghasil dan pemelihara produk jasa telekomunikasi dan Delivery
Channel sebagai pemasaran produk PT TELKOM kepada Customer. Product Owner
sendiri tidak bertugas dalam penyaluran distribusi.
Product Owner hanya
memfokuskan pada masalah teknis produk dan tidak melakukan kegiatan pemasaran.
Semua produk PT TELKOM disampaikan kepada customer melalui Delivery Channel
sebagai jalur distribusi. Delivery Channel juga bertugas untuk mendapatkan
informasi mengenai kepuasan serta kebutuhan customer, di mana customer PT
TELKOM terdiri dari tiga segmen yaitu :
1. Segmen Personal/Retail, segmen ini menjadi tanggung jawab Divisi
Regional (DIVRE).
2. Segmen Bisnis/Korporat, segmen ini menjadi tanggung jawab Divisi
Enterprise Service (DIVES/ESC).
3. Segmen Operator (Other Licensed Operator, selanjutnya disebut
denganOLO), segmen ini menjadi tanggung jawab Divisi Carrier &
InterconnectionService (DIVCIS).
Melalui proses bisnis
ini, diharapkan PT TELKOM dapat mengembangkan bisnisnya sesuai harapan
customer. Posisi Customer, Delivery Channel, Product Owner dan Functional
Support di PT TELKOM bila diterjemahkan dalam framework e-TOM dapat dilihat
pada gambar berikut ini.
Pada proses bisnis PT
Telkom Indonesia Tbk, perusahaan menargetkan customer sesuai dengan bidang
penjualannya dan siapa saja target pasarnya, selanjutnya ke tahap delivery
channel atau fasilitas pelayanan yang diberikan kepada customer untuk
memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam bertransaksi. Selanjutnya, tahap product
owner atau penanggung jawab perusahaan atas pemilihan produk yang hendak
dikelola dalam pengembangan produk. Selanjutnya functional support ini
terkait fungsi yang mendukung produk dan jasa untuk mencapai keberhasilan PT
Telkom Indonesia Tbk, dan tahap terakhir value creation process terkait
dengan seluruh kegiatan yang dilakukan oleh PT Telkom Indonesia Tbk untuk
memperoleh keuntungan dan kesejahteraan para karyawannya.
3.2 Analisis Siklus Manajemen Proses Bisnis Pada PT Telkom Indonesia Tbk
Dalam
menganalisis siklus manajemen proses bisnis, langkah utama yang diperlukan
adalah melakukan penganalisisan terhadap area bisnis. Tujuan dari analisis area
bisnis adalah untuk mengetahui berapa besar tingkat ketergantungan perusahaan
terhadap teknologi informasi, dukungan-dukungan apa saja yang diperlukan
perusahaan dalam meningkatkan kualitas dari pelayanan jasa agar dapat bersaing
secara kompetitif dengan perusahaan pesaing.
Proses bisnis
yang terdapat dalam bagian Customer
Care adalah mengetahui berapa besar
kualitas pelayanan yang diberikan kepada konsumen, berapa besar tingkat
ketergantungan bagian Customer
Care terhadap penggunaan teknologi, dan
bagaimana tanggapan para konsumen pengguna produk PT. Telkom terhadap layanan
yang diberikan bagian Customer
Care. Adanya analisis area bisnis, dapat
mengetahui kondisi pelayanan yang diberikan bagian Customer Care kepada para konsumennya yang meliputi prime customer, corporate
customer dan komunitas- komunitas dalam
masyarakat.
3.3
Program
dan Sasaran Kinerja Pt Telkom Indonesia Tbk Tahun 2021
Di
tahun 2021, Telkom telah mencanangkan Corporate Theme 2021 yaitu Strengthen
Business Health and Accelerate Digital Transformation to Smartly Cope With
Changing Customer Behaviour. Terdapat 3 program utama yang akan dijalankan
yaitu:
1.
Accelerate
transformation to lead in digital space and get stronger customer engagement,
dimana perusa- haan akan mempercepat transformasi digital untuk mendapatkan
keterlibatan customer yang lebih kuat.
2.
Drive cost leadership
and CAPEX efficiency underpinned by innovative operating model, dimana
Perusahaan akan terus berinovasi untuk menekan biaya maupun CAPEX dengan tetap
menjaga efektivitas dan efisiensi usaha.
3.
Leverage and unlock group
potential to increase cor- porate value, untuk mendorong anak-anak usaha Tel-
komGroup untuk selalu meningkatkan valuasinya den- gan melakukan go public atau
mencari mitra strategis.
Perusahaan berkomitmen untuk menjalankan 3 program utama di
atas dengan harapan didukung oleh kondisi perekonomian yang berangsur membaik
di tahun 2021, meskipun dampak pandemi mungkin masih berlanjut untuk sementara
waktu. Telkom berharap dapat mempercepat transformasi menjadi digital telco
company pilihan masyarakat dan dapat memberikan pengalaman pelanggan yang
lebih baik yang pada akhirnya mendukung terciptanya nilai Perusahaan yang lebih
baik.
4. KESIMPULAN
Manajemen proses bisnis berfokus
pada menemukan, mengoptimalkan, memodelkan, memantau dan menganalisis aktivitas
bisnis dan mengelola proses yang terjadi sebelumnya. Agenda utamanya adalah mengelola setiap proses yang
terjadi pada perusahaan untuk mencapai tujuan yang berwujud dan tidak berwujud.
Pada proses bisnis PT
Telkom Indonesia Tbk, perusahaan menargetkan customer sesuai dengan bidang
penjualannya dan siapa saja target pasarnya, selanjutnya ke tahap delivery
channel atau fasilitas pelayanan yang diberikan kepada customer untuk
memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam bertransaksi. Selanjutnya, tahap product
owner atau penanggung jawab perusahaan atas pemilihan produk yang hendak
dikelola dalam pengembangan produk. Selanjutnya functional support ini
terkait fungsi yang mendukung produk dan jasa untuk mencapai keberhasilan PT
Telkom Indonesia Tbk, dan tahap terakhir value creation process terkait
dengan seluruh kegiatan yang dilakukan oleh PT Telkom Indonesia Tbk untuk
memperoleh keuntungan dan kesejahteraan para karyawannya.
DAFTAR PUSTAKA
Irawan, V. (2017). PROSES BISNIS PERUSAHAAN. Dipetik September
2021, dari docplayer.info:
https://docplayer.info/41079407-Bab-ii-proses-bisnis-perusahaan.html
Gunawan, L. (2009). E-channel by
Consumer Channel Divison. Dipetik September 2021, dari
lianagunawan.wordpress.com: https://lianagunawan.wordpress.com/2009/10/31/e-channel-by-consumer-channel-divison/
Putra, Y. M., (2021). Definisi Konseptual
Manajemen Proses Bisnis. Modul Kuliah Manajemen Proses Bisnis. Jakarta : FEB-Universitas
Mercu Buana.
Nugroho, A., & Kusumah, L.H. (2021).
Analisis Pelaksanaan Quality Control untuk Mengurangi Defect Produk di
Perusahaan Pengolahan Daging Sapi Wagyu dengan Pendekatan Six Sigma. Jurnal
Manajemen Teknologi 20 (1), 56-78.
Syafrimaini, & Husin, A.E. (2021).
Implementation of Lean Six Sigma Method in High-Rise Residential Building
Projects. Civil Engineering and Architecture 9 (4), 1228-1236.
Pujangga, G. A. (2018). Penerapan Metode
Six Sigma Sebagai Upaya Pengendalian Kualitas Produk dengan Menggunakan
Konsep DMAIC. Ratih: Jurnal Rekayasa Teknologi Industri Hijau, 1(2), 10.
Tampubolon, S., & Purba, H. H. (2021)
Lean Six Sigma Implementation, A Systematic Literature Review. International
Journal of Production Management and Engineering 9 (2), 125-139.
Saryanto, S., Purba, H., & Trimarjoko,
A. (2020). Improve quality remanufacturing welding and machining process in
Indonesia using six sigma methods. J. Eur. SystèMes Autom, 53,
377-384.
Komentar
Posting Komentar